Senin, 06 Mei 2013

Hari Pertama UN SD di Kelompok I Kecamatan Tabongo

Tabongo, 06 Mei 2013

Foto : Penyerahan Naskah Soal UN oleh Korwas Diknas Kab. Gorontalo kepada Kepala SDN 2 Tabongo

Pelaksanaan Ujian Nasional hari pertama untuk Kecamatan Tabongo khususnya di Kelompok I yang bertempat di SDN 2 Tabongo telah dimulai. pelaksanaan ujian ini diawali dengan penyerahan Naskah Soal oleh Bapak Gafar Puluhulawa, S.Pd. M.Pd selaku KORWAS Dinas Diknas Kab. Gorontalo dan disaksikan oleh Kepala Cabang Diknas Tabongo, Pengawas SD, Kepala-Kepala Sekolah serta para pengawas ruang ujian.

Sekolah yang bergabung dalam pelaksanaan Ujian Nasional pada kelompok I untuk kecamatan Tabongo ini terdiri dari 4 sekolah yaitu SDN 2 Tabongo, SDN 4 Tabongo, SDN 5 Tabongo, dan SDN 10 Tabongo, dengan Jumlah peserta yang ikut dalam ujian ini sejumlah 80 siswa.

sebelum ujian dimulai Bapak Sutrisno Dj. Yunus, S.Pd selaku Kepala SDN 2 Tabongo sebagai sekolah penyelenggara memberikan beberapa arahan terkait dengan pelaksanaan ujian nasional, serta disertai beberapa pesan agar para pengawas ruang dan peserta ujian untuk menaati segala aturan yang tertuang dalam tata tetib Ujian Nasional.

Dalam pelaksanaannya, ujian nasional pada hari pertama dengan mata pelajaran yang diujikan yakni Bahasa Indonesia berjalan dengan lancar dan aman. tidak ada kendala yang ditemukan oleh panitia, pengawas ruang maupun oleh siswa itu sendiri.

para siswa peserta ujian terlihat enjoy dalam mengerjakan soal ujian. hal ini merupakan salah satu dampak positif dari 3 kali pelaksanaan ujian try out yang telah dilaksanakan sebelumnya. 

Pada hari pertama ini terdapat beberapa pihak yang sempat melakukan monitoring terhadap pelaksanaan ujian nasional, yakni diantaranya dari pihak Pemerintah Kecamatan Tabongo yang dipantau langsung oleh Camat Tabongo beserta stafnya, dan juga terdapat dari Staf Cabang Dinas Diknas Kecamatan Tabongo.

Semoga pelaksanaan ujian nasional selama 3 hari iini berjalan dengan lancar, aman dan semoga dijauhkan dari berbagai kendala maupun gangguan yang dapat menghambat pelaksanaan ujian ini. serta semoga para siswa mampu meraih nilai yang maksimal sesuai harapan kita semua dan bisa lulus 100%. Aminnnn ...

Posted by : Djafar





Jumat, 03 Mei 2013



MODEL PENGELOLAAN SEKOLAH BERWAWASAN LINGKUNGAN MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA
Oleh
Sutrisno Dj. Yunus
(Kepala SDN 1 Limehe Timur,
Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun 2011)

Kata ADIWIYATA berasal dari 2 kata Sansekerta”ADI” dan ”WIYATA”.  ADI mempunyai makna: besar, agung, baik, ideal atau sempurna.  WIYATA mempunyai makna: tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam berkehidupan sosial. 
Bila kedua kata tersebut digabung, secara keseluruhan ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna: Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Empat aspek yang harus menjadi perhatian sekolah untuk dikelola dengan cermat dan benar apa bila mengembangkan Program Adiwiyata yakni ; Kebijakan, Kurikulum, Kegiatan, dan Sarana Prasarana. Sehingga secara terencana Pengelolaan aspek-aspek tersebut harus diarahkan pada indikator yang telah ditetapkan dalam program Adiwiyata. 1) Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan,                        2) Kurikulum Berbasis.. Lingkungan, 3) Kegiatan Berbasis Parisipatif dan 4) Sarana dan Prasarana Pendukung Ramah Lingkungan.

1. Pengembangan Kebijakan Sekolah.
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan model pengelolaan sekolah yang mendukung dilaksanakannya pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar program adiwiyata yakni partisipatif dan berkelanjutan. pengembangan kebijakan sekolah yang diperlukan untuk mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan tersebut antara lain ;
a)    Visi dan Misi Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan.
b)    Kebijakan Sekolah dalam mengembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup.
c)    Kurikulum, KKG, Beban kerja guru dan pembagian tugas ,
d)    Kebijakan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik Pendidikan maupun tenaga Kependidikan di bidang Pendidikan Lingkungan Hidup.
e)    Edaran agenda rutin, studi tour,
f)     Kebijakan Sekolah dalam hal penghematan Sumber Daya Alam
g)    Hemat air, listrik, ATK, Sanitasi
h)   Kebijakan Sekolah yang mendukung terciptanya Lingkungan Sekolah yang Bersih dan Sehat.
i)     Pembagian tugas untuk pengelola dan pelaksana program adiwiyata, pengelola kantin, Pelaksana 7 K, pembagian tugas sanitasi, UKS,  Penanggung jawab ruangan dan lingkungan sekolah, pembagian tugas olah raga dan jumat kreatif
j)     Sosialisasi, evaluasi (Oktober) dan akhir semester, Huyula kelas Penyegaran program
k)    Kebijakan Sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan lingkungan hidup.

2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para peserta didik dapat dilakukan melalui kurikulum belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari. Pengembangan kurikulum berbasisi lingkungan hidup mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dapat dicapai dengan melakukan hal-hal berikut ini :
a)    Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran,
b)    Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar,
c)    Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya,
d)    Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.
3. Pengembangan Kegiatan Berbasis Parsitipatif
Untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat di sekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh warga sekolah dalam pengembangan kegiatan berbasis partisipatif antara lain :
a)    Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis partisipatif di sekolah,
b)    Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar,
c)    Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
4. Pengelolaan dan atau pengembangan Sarana Pendukung Sekolah
Dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan sarana prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan dan pengembangan sarana tersebut antara lain :
  1. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup,
  2. Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah,
  3. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air dan ATK),
  4. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat,
  5. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.
Melalui penerapan sekolah adiwiyata maka sekolah semakin sehat dan menjadikan siswa semakin betah tinggal di sekolah sehingga ungkapan sekolahku adalah surgaku dapat diwujudkan.-